YOGYAKARTA | LENSANUSA.COM. – Setiap tanggal 3 September, Indonesia memperingati Hari Lahir Palang Merah Indonesia (PMI), sebagai tonggak sejarah lahirnya organisasi kemanusiaan terbesar di tanah air. Tanggal ini menandai perintah resmi Presiden Soekarno pada 3 September 1945 untuk membentuk badan Palang Merah Nasional, hanya beberapa minggu setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Langkah ini diambil Presiden Soekarno karena situasi darurat saat itu, di mana banyak korban membutuhkan pertolongan medis akibat konflik bersenjata dan kekacauan pasca kemerdekaan. Dalam kondisi negara yang baru merdeka dan penuh ketidakpastian, kehadiran organisasi kemanusiaan menjadi sangat vital.
Menindaklanjuti perintah presiden, pada 5 September 1945, Menteri Kesehatan Dr. Buntaran Martoatmodjo membentuk Panitia Lima yang diketuai oleh Dr. R. Mochtar. Panitia ini bertugas mempersiapkan pembentukan PMI secara struktural dan legal.
Hasil kerja panitia tersebut kemudian melahirkan organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) yang secara resmi diumumkan berdiri pada 17 September 1945. Meski begitu, tanggal 3 September tetap diperingati sebagai Hari PMI, karena menjadi momen lahirnya inisiatif kenegaraan untuk mendirikan lembaga kemanusiaan nasional.
Seiring berjalannya waktu, PMI berkembang menjadi organisasi kemanusiaan yang diakui secara internasional. Pada 15 Juni 1950, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengakui PMI sebagai bagian dari gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Keanggotaan PMI dalam Federasi Internasional Palang Merah (IFRC) kemudian menyusul pada Oktober tahun yang sama.
Pemerintah Indonesia pun memberikan pengakuan hukum melalui Keputusan Presiden No. 25 Tahun 1950 dan No. 246 Tahun 1963, serta penguatan lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan.
Hari PMI yang jatuh setiap 3 September kini diperingati dengan berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Mulai dari donor darah massal, pelatihan pertolongan pertama, hingga kampanye kepedulian terhadap bencana dan kesehatan masyarakat. Momentum ini bukan hanya tentang mengenang sejarah, tapi juga menghidupkan semangat kemanusiaan di seluruh penjuru negeri.
Dengan usia ke-80 tahun 2025, PMI terus memperkuat perannya di tengah tantangan kemanusiaan, mulai dari bencana alam, konflik, pandemi, hingga perubahan iklim. Semangat awal yang digagas pada 3 September 1945 masih menjadi landasan utama yaitu menolong sesama tanpa membeda-bedakan.
Salam kemanusiaan, Siamo Tutti Frateli ..!! *SY.














