SUMBA TIMUR, LENSANUSA.COM – Munculnya virus yang menyerang babi di beberapa wilayah di Sumba Timur memicu kekhawatiran para peternak babi. Salah satu peternak, Ikzed, mengkritik oknum yang memperjualbelikan babi yang sudah terpapar virus atau babi sakit.
Ikzed menegaskan bahwa tindakan ini merugikan peternak babi lainnya dan dapat mempercepat penyebaran virus. Ia pun meminta masyarakat untuk lebih bijaksana dan tidak membeli babi yang sudah sakit.
“Ya, kalau kita tahu itu babi sakit, jangan lagi kita perjualbelikan lagi. Tindakan semacam itu tentu merugikan peternak babi yang lain,” ujar Ikzed kepada awak media, Jumat (10/5/2024).
Ikzed pun berharap kepada pemerintah Kabupaten Sumba Timur untuk mengeluarkan imbauan kepada masyarakat agar tidak membeli dan menjual babi yang sudah terpapar virus.
“Bagi saya, kalau masyarakat belum juga sadar akan hal ini, maka virus akan semakin menyebar. Ini hanya butuh kesadaran masyarakat itu sendiri untuk lebih bijaksana demi kepentingan semua para peternak babi,” tambahnya.
Kritik dari Ikzed ini sejalan dengan kekhawatiran banyak peternak babi lainnya di Sumba Timur. Seiring dengan maraknya penjualan babi sakit, virus dikhawatirkan akan semakin meluas dan berakibat fatal bagi industri peternakan babi di daerah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur diharapkan dapat segera mengambil langkah untuk merespon situasi ini. Imbauan kepada masyarakat agar tidak membeli dan menjual babi sakit perlu dilakukan secepatnya untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas.
Selain imbauan, pemerintah juga perlu melakukan langkah-langkah pencegahan lainnya, seperti:
- Sosialisasi tentang bahaya virus babi dan cara pencegahannya.
- Peningkatan pengawasan terhadap pasar hewan.
- Pemberian bantuan kepada peternak babi yang terdampak virus.
Dengan upaya bersama dari pemerintah, peternak babi, dan masyarakat, diharapkan virus babi dapat segera dikendalikan dan tidak berakibat fatal bagi industri peternakan babi di Sumba Timur.| Wartawan: Demus Ardika














