SURARAKARTA | LENSANUSA.COM. – Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi, Raja Keraton Surakarta Hadiningrat mangkat (meninggal dunia) usai menjalani perawatan di RS Indriati Solobaru Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (2/11/2025) sekitar pukul 07.40 WIB.
Raja Surakarta Hadiningrat tersebut meninggal pada usia 77 tahun. Kabar meninggalnya Sinuhun PB XIII dibenarkan oleh R.Ay Febri Hapsari Dipokusumo, istri dari Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Adipati Dipokusumo.
“Njih, nyuwun doanya (iya, minta doanya),” katanya melalui pesan singkat.
Beberapa waktu terakhir, kondisi kesehatannya memang dikabarkan menurun sehingga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Menurut informasi yang beredar, PB XIII sudah cukup lama berjuang melawan berbagai penyakit yang dideritanya.
Komplikasi dari beberapa penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi semakin melemahkan tubuhnya yang telah lanjut usia. Meski demikian, semangat dan keteguhannya tetap terlihat hingga masa-masa terakhirnya.
Rencananya, jenazah almarhum akan disemayamkan di Keraton Surakarta sebelum dimakamkan sesuai tradisi dan tata upacara adat keraton.

Almarhum PB XIII akan dimakamkan di Astana raja raja Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta besok Rabu (5/11/2025) pukul 9.00 dikutip dari surat edaran yang di tujukan kepada bupati Pajimatam Imogiri .
Profil Pakubuwono XIII
Sri Susuhunan Pakubuwono XIII lahir di Surakarta pada 28 Juni 1948 dengan nama kecil Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi.
Ia merupakan putra tertua dari almarhum Paku Buwono XII, raja sebelumnya yang memimpin Keraton Surakarta hingga wafat pada 2004. Setelah wafatnya PB XII, Hangabehi dinobatkan sebagai penerus takhta dan bergelar Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.
Proses penobatan PB XIII sempat diwarnai dinamika internal keraton akibat perbedaan pandangan di antara keluarga besar.
Namun, setelah melalui proses panjang, pada tahun 2012 status PB XIII sebagai satu-satunya Susuhunan Keraton Surakarta akhirnya disepakati dan diakui oleh pemerintah.
Sejak saat itu, PB XIII memimpin dengan semangat menjaga warisan budaya Jawa dan memulihkan keharmonisan di dalam keraton
Selama masa pemerintahannya, PB XIII dikenal sebagai sosok yang tenang, sederhana, dan bersahaja. Ia jarang tampil di publik, namun aktif memimpin berbagai upacara adat penting seperti Sekaten, Labuhan, dan kirab malam Satu Sura. *(Timred).











