YOGYAKARTA | LENSANUSA.COM. – Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) Kota Yogyakarta turut meramaikan peringatan Hari Kebaya Nasional dengan mengirimkan perwakilan dari empat kabupaten/kota di DIY.

“Kalau di DIY itu ada PW, yaitu Pimpinan Wilayah. PW IPMI DIY terdiri dari empat PD, yaitu PD Kota, PD Bantul, PD Sleman, dan PD Gunungkidul,” ujar Ketua IPEMI PD Kota Yogyakarta, Hesti Nugraheni, Kamis (23/7/2025) .
Dalam parade kebaya kali ini, tiap daerah mengirimkan tiga orang perwakilan.
“Dari PW ada sepuluh orang, jadi total sekitar 50 orang, meskipun yang tampil dalam parade hanya sepuluh, sisanya jadi penggembira,” jelasnya.
Hesti menyampaikan bahwa IPEMI Kota Yogyakarta sudah aktif sejak 14 tahun lalu dan kini bersiap menuju usia ke-15.
“Kalau ulang tahun kami yang ke-14 kemarin itu sekitar Agustus. Tapi untuk perayaan besar IPEMI Fest rencananya akan digelar Oktober nanti,” katanya.
Ia menambahkan bahwa kepengurusan akan berganti tahun depan karena masa jabatannya akan berakhir.
“Ini sudah periode terakhir saya, dan tahun depan akan ada pergantian pengurus,” lanjutnya.

Sebagai wadah para pelaku usaha muslimah, IPEMI Kota Yogyakarta menaungi anggota yang sebagian besar bergerak di bidang fashion dan kerajinan tangan.
“Kebanyakan memang di fashion, meskipun ada juga yang kuliner. Tapi dominan fashion dan craft,” ungkap Hesti.
Mereka pun aktif mengikuti berbagai ajang seperti pameran dan fashion show.
“Besok saya akan tampil di SCH untuk fashion show. Lalu tanggal 27 Juli kami bagi dua tim, sebagian tampil di Akademi Angkatan Udara, sebagian di Sleman City Hall,” ujarnya.
Tak hanya aktif dalam bidang usaha, IPEMI juga rutin mengadakan kegiatan sosial dan keagamaan.
“Karena kami Ikatan Pengusaha Muslimah, tiap bulan kami adakan pengajian untuk anggota. Selain itu, kami juga beberapa kali mengunjungi panti asuhan,” jelas Hesti.
Ia menambahkan, IPEMI juga mengadakan pelatihan-pelatihan seperti ecoprint. Menutup pernyataannya, Estin menyampaikan pesan khusus di momen Hari Kebaya Nasional.
“Yang utama adalah mempererat persaudaraan, memperkuat silaturahmi, dan menjaga kodrat kita sebagai wanita yang tampil feminin. Jangan tinggalkan adat dan budaya kita, apalagi kalau kita orang Jawa,” tegasnya. *SY.














