YOGYAKARTA | LENSANUSA.COM – 1 Mei para Buruh atau Pekerja diseluruh dunia termasuk di Indonesia akan memperingati Hari Buruh Internasional atau lazim disebut May Day.
Para Buruh dan Pekerja pada May Day umumnya merayakannya dengan unjuk rasa, long march dan orasi-orasi yang bertujuan agar Pemerintah dan Pengusaha selalu memperhatikan nasib dan kesejahteraan para Butuh atau Pekerja.
Kegiatan May Day adalah cerminan kehidupan negara demokrasi, yaitu memberi kebebasan berserikat dan berkumpul serta kebebasan untuk menyampaikan aspirasi.
Mayday adalah hari buruh, oleh karenanya dalam peringatan tersebut adalah murni terkait buruh.Kami tidak mau dalam agenda tersebut ada pihak -pihak yang mencoba untuk memanfaatkan peringatan hari buruh dengan isu-isu lainnya, terlebih lagi isu separatis, tidak ada negara dalam negara.
Silahkan bagi siapa yg ingin memperingati mayday karena ini merupakan hari bagi para buruh seluruh dunia, tapi Kami tidak memberikan ruang bagi siapapun yang ikut memperingati mayday sebagai dalih menyuarakan separatis seprti AMP, FWP, dll..
Sebagai bahan pertimbangan, Mahasiswa asal Papua yang menempuh perkuliahan pada sejumlah perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang setiap tahunnya bakal menggelar aksi unjuk rasa pada 1 Mei terkait ANEKSASI. Aksi yang dilakukan bertepatan pada Hari Buruh Internasional atau May Day 2024 tersebut dalam rangka memperingati 61 tahun Aneksasi Bangsa Papua. Rencana aksi unjuk rasa yang bertepatan dengan May Day 2024 tersebut direspons Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (K-SBSI) Korwil DIY.
Ketua K-SBSI korrwil DIY Dani Eko Wiyono menilai potensi aksi unjuk rasa oleh sejumlah mahasiswa Papua di DIY itu berupaya menunggangi momentum Hari Buruh Internasional 2024. Dani pun meminta institusi Kepolisian di DIY untuk mewaspadai aksi tersebut, sebab agenda yang disuarakan dalam peringatan 61 tahun Aneksasi Bangsa Papua ditengarai akan mengusung agenda Papua lepas dari NKRI ungkapnya saat di temui awak media Sabtu (29/4/2024) di kantornya
Dani mengatakan kalau unjuk rasa terkait hari buruh internasional itu tidak masalah, tapi menyusup di momentum Hari Buruh Internasional, lantas isinya [agenda yang disuarakan] menginginkan Papua lepas dari NKRI, tentunya itu perbuatan melawan hukum. Oleh karena itu, Ketua organisasi Serikat Buruh di DIY tersebut mendesak institusi Kepolisian tidak memberikan izin aksi yang rencananya akan digelar di Titik Nol Kilometer. Apalagi, imbuh Dani, agenda yang disuarakan dalam aksi tersebut justru menodai nilai-nilai perjuangan kalangan buruh di Indonesia.
“Kami berharap agar pihak Kepolisian tidak memberikan izin aksi kepada Mahasiswa Pro papua merdeka itu. Hal itu jelas menodai perjuangan kaum buruh di Indonesia “, tegasnya.
Maka dengan ini menegaskan, saya selaku ketua KSBSI DIY mengucapkan terima kasih atas apresiasi kepada selurah lapisam masyarakat dan kawan kawan yang telah ikut merayakan hari Mayday 2024 namun saya harap hari mayday tidak ditumpangi dengan gerakan terkait OPM atau ANEKSASI. Jangan sekali kali mendompleng hari buruh atau mayday dengan kepentingan lain jelasnya. *SY