PEKANBARU | LENSANUSA.COM – Perbaikan Tugu Selais Tiga Sepadan yang sempat tumbang beberapa waktu lalu kini sudah rampung. Tugu ini lapuk hingga patah akibat karatan.
“Sudah sekitar 10 hari selesai diperbaiki. Alhamdulillah sudah seperti semula lagi,” terang Kepala Dinas LHK Pekanbaru, Hendra Afriadi, Kamis (6/4/2023).
Ia mengatakan tugu dipastikan patah akibat korosif atau berkarat. Namun, tugu kini telah tuntas diperbaiki oleh ahlinya.
Hendra ungkapkan, perbaikan tugu memakan biaya sekitar Rp 60 jutaan. Itu karena perbaikan harus dikerjakan oleh ahlinya karena terbuat dari tembaga atau bahan kuningan.
“Biaya sekitar Rp 60 jutaan, tapi pastinya saya masih menunggu dari PPK. Proses perbaikan agak lama karena dikerjakan oleh orang-orang yang mengerti, tugu itu kan ada seninya jadi tidak bisa main las-las saja,” kata Hendra.
Setelah tuntas diperbaiki, tugu kini terlihat kembali berdiri kokoh di depan kantor wali kota lama. Di mana seluruh besi tiang dan penahan diganti akibat karatan termakan usia.
“Posisi kemarin itu memang sudah karatan ya. Kan ada besi peyangga ikan, besi itulah yang patah dan tugu ikannya jatuh. Saat ini sudah tegak seperti semula sebagai Icon Kota Pekanbaru,” kata Hendra.
Ia mengatakan terkait robohnya Tugu Selais ini selain karena memang umur tugu yang sudah lama, juga karena beberapa hari terakhir angin sangat kencang dan hujan cukup deras. “Sehingga mungkin karena usia juga jadinya Tugu Selaisnya ada yang patah,” ucapnya.
Diketahui tugu Selais Tiga Sepadan patah pada Kamis (23/2/2023) lalu. Tugu yang menjadi ikon Kota Pekanbaru itu patah pada bagian ekor dan membuatnya nyaris terjatuh.
Tugu Selais adalah ikon Kota Pekanbaru yang letaknya berada tepat di depan kantor wali kota lama di Jalan Jenderal Sudirman. Di sekitar tugu sendiri ada Taman Kaca Mayang yang merupakan ruang terbuka hijau.
Untuk Tugu Selais dibangun oleh Wali Kota ketika dijabat Herman Abdullah. Tugu diresmikan pada Juli 2011 lalu di akhir jabatan Herman Abdullah pada periode kedua kepemimpinan.
Tugu Selais ini memiliki makna menggambarkan karakter masyarakat Melayu Provinsi Riau yang hidup dalam kerukunan dan kedamaian serta menanamkan kasih sayang di setiap tindakan dan pergaulannya.